Menganalisis
Struktur Fisik Puisi
Hujan
Bulan Juni
Karya
Sapardi Joko Damono
Tak
ada yang lebih tabah
Dari
hujan bulan juni
Dirahasiakannya
rintik rindunya
Kepada
pohon yang berbunga itu
Tak
ada yang lebih bijak
Dari
hujan bulan juni
Dihapusnya
jejak-jejak kakinya
Yang
ragu-ragu di jalan itu
Taka
ada yang lebih arif
Dari
hujan bulan juni
Dibiarkannya
yang tak terucapkan
Diserap
akar pohon bunga itu
(hujan bulan juni, 1994)
Struktur
fisik puisi di atas meliputi :
- Tipograf
Tipografi
dalam puisi tersebut terdiri dari 3 bait yang masing-masing bait
terdiri atas 4 baris. Masing-masing baris tidak lebih dari 11 suku
kata.
- Diksi
Puisi
tersebut menggunakan kata yang mempunyai kedalaman makna seperti kata
tabah, bijak, dan arif.
- Imaji / Citraan
Citraan
yang dominan dalam puisi tersebut menggunakan citraan penglihatan.
Contoh kepada pohon
yang berbunga itu. Selain
itu juga terdapat citraan pendengaran seperti dirahasiakannya
rintik rindunya.
- Majas
Majas
yang dominan terdapat dalam puisi tersebut adalah majas personifikasi
seperti hujan
seolah-olah memiliki sifat tabah, bijak, dan arif seperti
sifat manusia.
- Rima
Puisi
tersebut memiliki rima yang beraliterasi n pada baris yang berbunyi
hujan bulan Juni.
- Kata Konkret
Kata
konkretnya berupa pohon yang diasosiasikan dengan manusia yang diam
saja tetapi indah. Bunga yang diasosiasikan sebagai perempuan atau
wanita.
Menganalisis
Struktur Batin Puisi
Senja
di Pelabuhan Kecil
Karya
Chairil Anwar,1946
Buat Sri Aryati
Ini kali tidak ada
yang mencari cinta
Di antara
gudang-gudang, rumah tua , pada cerita
Tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada yang berlaut,
Menghembus diri
dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat
kelam, ada juga kelepak elang
Menyinggung
muram,desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal
akanan. Tidak bergerak
dan kini, tanah, air
tidur, hilang ombak.
Tiada lagi, aku
sendiri, Berjalan
Menyisir
semenanjung, masih penggap harap
Sekali tiba di ujung
dan sekali selamat jalan
Dari pantai keempat,
sedu penghabisan bisa berdekap
Analisis
struktur batin puisi di atas antara lain :
- Tema
Bertema tentang
kedukaan karena kegagalan cinta atau cinta yang gagal shingga
menimbulkan kedukaan.
- Perasaan
Perasaan penyair
pada waktu menciptakan puisi merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian,
dan kesendirian itu disebabkan oleh kegagalan cintanya dengan Sri
Ayati. Bahkan sedu tangisnya menggumandang sampai ke pantai keempat
karena kegagalan cintanya. Harapan untuk mendapatkan perempuan
pujaannya diumpamakan sebagai ”pelabuhan cinta”.
- Nada
Penyair menceritakan
kegagalan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam, karena
lukanya benar-benar sangat dalam.
- Amanat
Penyair inggin
mengungkapkan kegagalan cintanya yang menyebabkan seseorang
seolah-olah kehilangan segala-galanya. Cinta yang sungguh-sungguh
akan menyebabkab seseorang menghayati apa arti kegagalan secara
total.
No comments:
Post a Comment