![]() |
Problem Based Learning |
NUPTK : 201508257018
Asal Sekolah : SMK TKM Teknik Kebumen
4.8 Mengaplikasikan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Problem
Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran.
Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta
didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pembelajaran
berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis
masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah
dunia nyata (real world).
Berikut
ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL).
1)
Permasalahan sebagai kajian.
2)
Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3)
Permasalahan sebagai contoh.
4)
Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses.
5)
Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.
Ciri-ciri
Problem Based Learning (PBL)
Menurut
Arends berbagai pengembangan pengajaran Problem Based Learning (PBL)
telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai
berikut.
- Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan
dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi
bermakna untuk siswa.
- Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun
pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran
tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah-masalah yang
diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya,
siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
- Penyelidikan autentik
Pembelajaran
berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukann penyelidikan
autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
- Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran
berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu
dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berupa laporan, model fisik,
video maupun program komputer. Dalam pembelajaran kalor, produk yang
dihasilkan adalah berupa laporan.
- Kolaborasi dan kerja sama
Pembelajaran
berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu
dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam
kelompok kecil.
Tujuan
dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah
1)
Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran
berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi.
2)
Pemodelan peranan orang dewasa.
Bentuk
pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara
pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih
praktis yang dijumpai di luar sekolah.
3)
Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran
berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana
informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.
Langkah-langkah
Pembelajaran Problem Based Learning :
- Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan
setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam
masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat
setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas
istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
- Merumuskan masalah
Fenomena
yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang
terjadi di antara fenomena itu.
- Menganalisis masalah
Anggota
mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota
tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual
(yang tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam
pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan dalam tahap
ini.
- Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis
Bagian
yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian
dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan,
dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah memilah sesuatu menjadi
bagian-bagian yang membentuknya.
- Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok
dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu
pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas.
Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang
dibuat.
- Mencari informasi tambahan dari sumber lain
Saat
ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah
punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari
informasi tambahan itu, dan menemukan kemana hendak dicarinya.
- Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan
Kelebihan
Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran
Problem Based Learning atau berdasarkan masalah memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya, di
antaranya sebagai berikut:
- Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
- Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
- Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
- Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
- Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
- Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
- Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
- Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa yang mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
- Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Kekurangan
Problem Based Learning (PBL)
Sama
halnya dengan model pengajaran yang lain, model pembelajaran Problem
Based Learning juga memiliki beberapa kekurangan dalam penerapannya.
Kelemahan tersebut diantaranya:
- Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
- Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
- Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Aplikasi
dalam pembelajaran berbasis masalah dalam KD 10.1 Menyampaikan
persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai
dengan bukti.
- Peserta didik belajar secara berkelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa.
- Buatlah bahan diskusi yang bertema teknologi.
- Setiap kelompok mengumpulkan data untuk memperkuat bahan/materi tentang teknologi.
- Tulis penyataan kelompok kalian baik berupa persetujuan / penolakan terhadap teknologi yang semakin maju.
- Jika data dirasa masih kurang, setiap kelompok boleh mencari dari sumber reff lain yang lebih kredibel.
- Lengkapi bahan diskusi lalu presentasikan di depan kelas.
- Kelompok yang lain memberikan persetujuan/penolakan/sanggahan.
- Guru memberikan evaluasi dan umpan balik
No comments:
Post a Comment