A. Pengertian Wawancara
Reporter dan Narasumber |
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi. Adapun tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Struktur wawancara yakni bagian pembukaan, isi, dan penutup.
Dengan demikian, wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara dua orang atau lebih. Seorang sebagai pewawancara dan satu atau beberapa orang sebagai narasumber. Dalam berwawancara harus diperhatikan penggunaan kata sapaan.
Kata sapaan adalah kata yang digunakan langsung untuk menyapa lawan bicara. Macam-macam kata sapaan :
Kata sapaan kekerabatan (Bapak, Ibu, Saudara, Kakek, Nenek, Kakak, Adik, Abang)
Kata sapaan jabatan (Dokter, Suster, Letnan, Profesor, Kapten)
Kata sapaan sosial (Tuan, Nyonya)
Kata sapaan persona orang kedua (Anda, Kamu).
Kata sapaan kekerabatan (Bapak, Ibu, Saudara, Kakek, Nenek, Kakak, Adik, Abang)
Kata sapaan jabatan (Dokter, Suster, Letnan, Profesor, Kapten)
Kata sapaan sosial (Tuan, Nyonya)
Kata sapaan persona orang kedua (Anda, Kamu).
B. Jenis-Jenis Wawancara
1. Wawancara Bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
2. Wawancara Terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
3. Wawancara Bebas Terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
1. Wawancara Bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
2. Wawancara Terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
3. Wawancara Bebas Terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
C. Sikap-Sikap Yang Harus Dimiliki Pewawancara
1. Netral artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
2. Ramah artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
3. Adil artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
4. Hindari ketegangan artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.
1. Netral artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
2. Ramah artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
3. Adil artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
4. Hindari ketegangan artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.
D. Tahap-Tahap Wawancara
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan wawancara harus diawali dengan perisapan-persiapan di bawah ini:
a. Tentukan tujuan wawancara yang akan dilaksanakan,
b. Tentukan informasi, keterangan, dan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan wawancara
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan wawancara harus diawali dengan perisapan-persiapan di bawah ini:
a. Tentukan tujuan wawancara yang akan dilaksanakan,
b. Tentukan informasi, keterangan, dan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan wawancara
c. Pilihlah instansi atau orang-orang yang akan dijadikan sebagai narasumber yang dapat
memberikan informasi, keterangan, atau data yang diperlukan
d. Hubungilah narasumber sebelum wawancara dilaksanakan. Rundingkanlah dengan mereka hal-hal
d. Hubungilah narasumber sebelum wawancara dilaksanakan. Rundingkanlah dengan mereka hal-hal
yang berkaitan dengan teknik pelaksanaan wawancara misalnya mengenai waktu, tempat, dan
sebagainya,
sebagainya,
e. Susunlah pokok-pokok pertanyaan yang akan digunakan dalam pelaksanaan wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan
a. memperkenalkan
a. memperkenalkan
b. mengemukakan maksud dan tujuan wawancara
c. santun dalam penggunaan bahasa
d. berpenampilan rapi, bersih, dan enak dipandang
e. mengenal pribadi narasuber (identitas, keahlian, pekerjaan, atau jabatan)
f. ajukanlah pertanyaan secara sistematis
g. kemudkakan pertanyaan itu secara jelas dan singkat
h. jumlah pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan situasi dan waktu
i. pertanyaan-pertanyaan disampaikan dengan ramah
j. bersikap netral
k. memiliki kemampuan mendengar yang akurat
l. mencatat data penting berupa kata-kata kunci
m. apabila menggunakan rekaman hendaknya berdasarkan persetujuan
3. Tahap Penutup
a. akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan.
b. menyatakan ucapan terima kasih.
c. tambahkan pula pengharapannya agar dapat bertemu lagi pada kesempatan lain.
d. tetaplah pelihara hubungan baik dengannya.
a. akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan.
b. menyatakan ucapan terima kasih.
c. tambahkan pula pengharapannya agar dapat bertemu lagi pada kesempatan lain.
d. tetaplah pelihara hubungan baik dengannya.
e. sebelum hasil wawancara itu diolah atau dipublikasikan, sebaiknya narasumber mengetahui rekaman
atau catatan dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakannya itu.
E. Hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusun daftar pertanyaan
1. Pertanyaanmu harus sesuai dengan topik, jangan bertanya hal yang tidak sesuai dengan topik.
2. Setiap pertanyaan cukup memuat satu pokok masalah. Jika dalam satu pertanyaan kamu
1. Pertanyaanmu harus sesuai dengan topik, jangan bertanya hal yang tidak sesuai dengan topik.
2. Setiap pertanyaan cukup memuat satu pokok masalah. Jika dalam satu pertanyaan kamu
menanyakan dua hal, narasumber akan bingung menjawabnya.
3. Jangan membuat kalimat pertanyaan yang berbelit-belit. Ungkapkan pertanyaan langsung ke pokok
3. Jangan membuat kalimat pertanyaan yang berbelit-belit. Ungkapkan pertanyaan langsung ke pokok
masalah.
4. Gunakan kata sapaan yang tepat dan sesuai dengan usia narasumber.
5. Saat bertanya, jangan terpaku hanya pada kalimat dalam daftar pertanyaanmu saja. Usahakan
4. Gunakan kata sapaan yang tepat dan sesuai dengan usia narasumber.
5. Saat bertanya, jangan terpaku hanya pada kalimat dalam daftar pertanyaanmu saja. Usahakan
membuat kalimat tersebut menjadi kalimat lisan yang tidak kaku, terutama jika kamu melakukan
wawancara langsung.
wawancara langsung.
No comments:
Post a Comment