Batik Kebumen

         

          Batik dan masyarakat Jawa ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Selama ini batik yang dikenal hanya berasal dari 3 daerah yakni Pekalongan, Yogyakarta, dan Solo. Sebenarnya ada daerah lain yang juga mempunyai tradisi membuat batik yaitu Kebumen, kota yang berslogan beriman ini. Kabupaten Kebumen selain terkenal dengan sarang burung lawetnya, juga mempunyai potensi industri rumah tangga kain batik.
          Sejak tahun 2004 lalu, kerajinan batik tulis Kebumen yang berasal dari warganya mulai bangkit dari keterpurukan. Upaya untuk membangkitkan batik Kebumen dilakukan oleh berbagai pihak dengan cara meningkatkan kualitas hasil produknya. Berbagai prestasi nyata sudah mulai ditorehkan oleh perajin batik Kebumen baik secara lokal maupun nasional.
          Salah satu kekuatan batik sebagai sebuah karya seni adalah kekayaan motif dan coraknya. Batik Kebumen memiliki motif dan corak yang khas seperti jagatan, pring-pringan, glebagan, kupat-kupatan, burung walet, dan lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, motif-motif tersebut terus berkembang. Kegiatan seperti lomba desain motif batik khas Kebumen yang digelar oleh Pemkab setempat juga mendorong perajin batik untuk terus berinovasi dan bereksperimen mengembangkan motif batik agar makin bervariasi.
          Batik Kebumen juga mempunyai kekhasan sendiri yang unik dan tetap mempertahankan motif asli Kebumen. Jika banyak daerah yang memproduksi batik dengan mesin, industri batik di Kebumen tetap konsisten dengan batik tulis yang hanya mengandalkan keterampilan dan olahan seni yang tinggi. Salah satu desa di Kabupaten Kebumen yang terkenal sebagai penghasil batik berkualitas baik adalah Desa Pejagoan. Bagi masyarakat desa tersebut, menorehkan canting di atas kain bukanlah hal yang sulit. Keahlian tersebut diperoleh dari nenek moyangnya secara turun-temurun.
          Salah satu sosok yang berperan besar dalam menghidupkan kembali kejayaan batik Kebumen adalah Sri Wahyuni (30), perajin batik Dukuh Lengkong Desa Jemur Kecamatan Pejaogan Kebumen. Sri Wahyuni yang sering dipanggil Yuni, juga sebagai ketua kelompok perajin batik tulis 'mawar' aktif juga sebagai penggerak perajin batik di desanya. Selain itu, ia juga aktif dalam mempromosikan batik-batik milik sesama perajin melalui pameran-pameran dan beberapa griya batik yang mulai tersebar di daerah Kebumen.
          Menurutnya, batik merupakan aset bangsa yang sangat berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan kepada anak cucu kita sehingga anak cucu kita dapat menikmatinya, tidak hanya sekadar mendengarkan cerita tentang batik. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo pakai batikmu sekarang juga! Dan jangan lupa kalau singgah ke Kebumen, belilah batik untuk sanak saudara, orang tua, pacar, dan sahabat sebagai souvenir yang berbudaya. Salam Budaya!!!